Sabtu, 21 September 2019

Memahami Diri Sendiri, Learning Yourself.

Beberapa tahun ini, menjelang akhir masa usia 20-an hingga memasuki 30-an, saya akhirnya mulai banyak memahami diri sendiri. Sudah mulai belajar untuk mencoba memaafkan dan mencintai diri sendiri sepenuhnya. Sudah mulai mencoba selalu berdekatan dengan pemilik sesungguhnya Empunya diri. Sudah mulai agak santai dalam menjalani kehidupan, tidak tergesa, tidak terburu dan tidak memaksakan diri seperti dulu.
Saya kembali berpikir, apa yang membuat saya menjadi demikian? Dan sebenernya sudah sejauh mana sih saya melangkah? apa yang sudah saya lakukan untuk diri sendiri atau orang lain? Apa yang menjadi tujuan inti hidup saya? Lantas, bagaimana saya bisa mencapainya? Kemudian, apakah sudah tercapai sekarang, saat ini?

Kita flashback sebentar ke usia emas saya, usia paling produktif, masa yang paling bergairah dan bergelora sepanjang hidup.. Masa perkuliahan, dimana masa ini merupakan masa2 peralihan jiwa yang labil dan polos, menjadi jiwa pemberontak dan mulai suka mencoba hal2 baru, masa explorasi mental yang paling indah, menurut saya. Okey, jadi, sewaktu akhir semester, saya mulai menuliskan satu persatu hal2 atau tujuan yang ingin saya dapatkan. Saya membaginya pada beberapa aspek, mulai dari capaian prestasi akademik, karir pekerjaan, hoby, kehidupan rumah tangga, hingga improvement aspek agama/beribadah. Well, semuanya tertulis jelas di lembar kertas itu, mungkin ada ratusan poin-poin detailnya. Pada saat itu, saya ngerasa bangga, dan saya yakin dengan kemampuan saya bahwa saya akan bisa memenuhi semua yang saya tuliskan itu, meski saya tahu saya harus extra kerja keras dan tetap berkomitmen untuk mewujudkannya apapun yang terjadi.
But, as you know, life is never flat. Menilik lagi lembar tersebut, 10 tahun kemudian, pada detik ini, saya hanya bisa tersenyum kecil. Beberapa terpenuhi, banyaknya tidak, he, saya merasakan hasrat hidup saya waktu itu sepertinya tinggi sekali, hingga saya berani menulis hal tersebut, yang mana, jika dibanding dengan hasrat hidup saya sekarang mungkin hanya 1/3 nya saja,..aneh ya..
Hm, kenapa bisa menurun? Saya juga tidak tahu persis penyebabnya. Apakah karena faktor usia atau faktor2 lain semasa perjalanan hidup 10 tahun ini yang kemudian merubah pandangan dan prioritas saya. Dan saya yakin, setiap orang dewasa pun  juga pasti pernah mengalami hal yang sama. Saya terkadang iri dengan orang yang tetap terus berusaha mewujudkan impiannya. Mereka sungguh keren, sangat persisten dengan apa yang menjadi tujuannya, determined istilah bahasa inggris nya. Tetapi kemudian, saya berpikir lagi, jika saya hanya memikirkan keinginan sendiri, lantas bagaimana dengan orang2 yang ada disekitar saya, my first cycle? That’s another question.

Tentu, semua kejadian pasti ada hikmahnya. Saya tidak akan menjadi orang yang seperti saya sekarang jika saya tidak melewati semua kejadian dimasa lalu. Baik itu fisik maupun mental, saya sudah berevolusi, dan mungkin pun akan terus berkelanjutan. Pengalaman indah dan buruk, menjadikan saya sudah lebih baik dan cukup kuat hingga saat ini. Saya hanya akan terus berjalan, dan jika lelah datang, maka saya akan beristrahat sebentar, tetapi saya tidak akan berhenti, hingga nanti akan sampai pada sebenar-benarnya tujuan hidup diciptakan.

Sei Puting, 22 Muharram 1441 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

One Day Trip Nara

Kali ini cerita tentang Nara City, kota kecil cantik di area Kansai yang bisa dijelajahi satu hari dari Osaka atau Kyoto. Kota yang menjad...