Sabtu, 20 April 2019

Jalan Sebentar Di Jakarta (Bagian 2)

Malam itu saya tidur pulas. Hari Minggu ini (24/02) saya harus balik ke Pulau Kalimantan dengan jadwal penerbangan sore. Masih ada waktu pagi ke siang untuk jalan lagi. Jam menunjukkan pukul 08.30, saya beranjak dari kasur keluar dorm menuju resepsionis hostel menuruni tangga dari lantai 3, kemudian sarapan roti gula mentega &buah sekalian check out serta menitipkan koper hingga nanti siang akan diambil kembali.
Hm, sambil menyeruput teh manis saat sarapan, saya jadi teringat potongan adegan film “Ada apa dengan Cinta” yang dulu pernah hits tahun 2002an (hayoo yang ngaku masih smp waktu itu, berarti kita seumuran) dimana Rangga & Cinta ngedate untuk pertama kali ke pasar buku bekas, iya! Pasar buku Kwitang namanya. Siip dah, next stop has been set.
Seperti biasa, nge grab bike jadi andalan saya kalo lagi di Kota besar. Enak ya serba online sekarang, tinggal ketik dua jempol aja abang ojek uda nyamperin didepan hostel. Tarik bang, anterin saya ke Pasar Buku Loak, mana tau saya ketemu Rangga saya disana, ihiiy, ettdaah hehehe...
Hari hampir jam 10, saya ngerasain hal yang beda pas tiba di area buku bekas Kwitang. Sepertinya info di internet bener, suasananya cukup sepi, jauh dari suasana yang digambarkan dulu (gak kayak di film). Cuma beberapa saja yang masih ngemper stall di trotoar, jejeran toko2 nya pun belum banyak yang buka. Saya langsung masuk ke salah satu toko, cukup besar dan agak ramai pengunjungnya. ‘Mau cari buku apa mba? judulnya? Lihat2 aja dulu, tuh untuk novel2 ada dipojokan”,, begitu sapaan hangat dari bapak penjualnya. 
Awalnya saya mau cari buku2 agama, eh kok malah nyasar ke deretan novel - novel lama, hm… beruntung gak lurus ke selasarnya komik, ckck. Didepan tumpukan buku yang tingginya 2x lipat badan saya itu, pada 5 detik pertama saya mulai menyaring semua judul dari barisan novel sastra Indonesia, kemudian barulah menjelajah satu persatu untuk menemukan yang benar2 menarik hati. Yeap, dengan banyak pertimbangan dan godaan akhirnya terpilihlah 4 buku lawas terkumpul ditangan. Siti Nurbaya, Azab dan Sengsara, Merantau Ke Deli serta Sengsara  Membawa Nikmat, merupakan mahakarya klasik Negeri yang dulu pernah saya baca waktu diperpustakaan sekolah, dan kali ini saya pengen punya buat tambahan dirumah.  Ah, ada satu lagi novel jadul, novel barat (sudah alih bahasa) yang pas SD saya inget banget pernah baca buku koleksi Alm Bokap, judulnya Petualangan Tom Sawyer karya Mark Twain. Wuaa asyik banget buku itu, menceritakan tentang tokoh Tom Sawyer bersama dengan kawanannya dan si Gelandangan Huckleberry Finn, mereka belajar, bermain dan berpetualang dengan gaya khas kenakalan anak anak serta rasa ingin tahunya yang tinggi, mereka lantas menjelajah bukit, hutan, sungai dan gua yang berada disebuah pedesaan kecil Amerika. Hm, sayangnya buku ini uda lama gak terbit, jadi agak susah nyari nya.
Selesai beli buku, saya langsung bersiap balik ke hostel untuk ambil koper. Kemudian langsung menuju stasiun gambir karena mau ke bandara SoeHatt nya pakai bus Damri, harga 40,000 one way. Saya cukup seneng, meski cuma sebentar dan sendirian setidaknya bisa sedikit mengelilingi Jakarta, pertama kali naik bus Transjakarta, menggunakan KRL ke Kota Tua, berburu buku di Pasar Kwitang, dan nonton bioskop di 21 Planetarium. 

One Day Trip Nara

Kali ini cerita tentang Nara City, kota kecil cantik di area Kansai yang bisa dijelajahi satu hari dari Osaka atau Kyoto. Kota yang menjad...