Malam itu saya tidur pulas. Hari
Minggu ini (24/02) saya harus balik ke Pulau Kalimantan dengan jadwal
penerbangan sore. Masih ada waktu pagi ke siang untuk jalan lagi. Jam menunjukkan
pukul 08.30, saya beranjak dari kasur keluar dorm menuju resepsionis hostel menuruni tangga dari lantai 3, kemudian
sarapan roti gula mentega &buah sekalian check out serta menitipkan koper hingga nanti siang akan diambil
kembali.
Hm, sambil menyeruput teh manis saat
sarapan, saya jadi teringat potongan adegan film “Ada apa dengan Cinta” yang dulu pernah hits tahun 2002an (hayoo
yang ngaku masih smp waktu itu, berarti kita seumuran) dimana Rangga &
Cinta ngedate untuk pertama kali ke pasar buku bekas, iya! Pasar buku Kwitang
namanya. Siip dah, next stop has been set.
Seperti biasa, nge grab bike jadi andalan saya kalo lagi di
Kota besar. Enak ya serba online sekarang, tinggal ketik dua jempol aja abang
ojek uda nyamperin didepan hostel. Tarik bang, anterin saya ke Pasar Buku Loak,
mana tau saya ketemu Rangga saya disana, ihiiy,
ettdaah hehehe...
Hari hampir jam 10, saya
ngerasain hal yang beda pas tiba di area buku bekas Kwitang. Sepertinya info di
internet bener, suasananya cukup sepi, jauh dari suasana yang digambarkan dulu
(gak kayak di film). Cuma beberapa saja
yang masih ngemper stall di trotoar, jejeran toko2 nya pun belum banyak yang
buka. Saya langsung masuk ke salah satu toko, cukup besar dan agak ramai
pengunjungnya. ‘Mau cari buku apa mba? judulnya? Lihat2 aja dulu, tuh untuk novel2
ada dipojokan”,, begitu sapaan hangat dari bapak penjualnya.
Awalnya saya mau cari buku2
agama, eh kok malah nyasar ke deretan novel - novel lama, hm… beruntung gak lurus
ke selasarnya komik, ckck. Didepan
tumpukan buku yang tingginya 2x lipat badan saya itu, pada 5 detik pertama saya
mulai menyaring semua judul dari barisan novel sastra Indonesia, kemudian barulah
menjelajah satu persatu untuk menemukan yang benar2 menarik hati. Yeap, dengan
banyak pertimbangan dan godaan akhirnya terpilihlah 4 buku lawas terkumpul
ditangan. Siti Nurbaya, Azab dan Sengsara, Merantau Ke Deli serta Sengsara Membawa Nikmat, merupakan mahakarya
klasik Negeri yang dulu pernah saya baca waktu diperpustakaan sekolah, dan kali
ini saya pengen punya buat tambahan dirumah.
Ah, ada satu lagi novel jadul,
novel barat (sudah alih bahasa) yang pas SD saya inget banget pernah baca buku
koleksi Alm Bokap, judulnya Petualangan
Tom Sawyer karya Mark Twain. Wuaa asyik banget buku itu, menceritakan
tentang tokoh Tom Sawyer bersama dengan kawanannya dan si Gelandangan Huckleberry
Finn, mereka belajar, bermain dan
berpetualang dengan gaya khas kenakalan anak anak serta rasa ingin tahunya yang
tinggi, mereka lantas menjelajah bukit, hutan, sungai dan gua yang berada disebuah
pedesaan kecil Amerika. Hm, sayangnya buku ini uda lama gak terbit, jadi agak susah
nyari nya.
Selesai beli buku, saya
langsung bersiap balik ke hostel untuk ambil koper. Kemudian langsung menuju
stasiun gambir karena mau ke bandara SoeHatt nya pakai bus Damri, harga 40,000
one way. Saya cukup seneng, meski cuma sebentar dan
sendirian setidaknya bisa sedikit mengelilingi Jakarta, pertama kali naik bus Transjakarta,
menggunakan KRL ke Kota Tua, berburu buku di Pasar Kwitang, dan nonton bioskop di 21 Planetarium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar