Beberapa tahun ini, menjelang akhir
masa usia 20-an hingga memasuki 30-an, saya akhirnya mulai banyak memahami diri
sendiri. Sudah mulai belajar untuk mencoba memaafkan dan mencintai diri sendiri
sepenuhnya. Sudah mulai mencoba selalu berdekatan dengan pemilik sesungguhnya
Empunya diri. Sudah mulai agak santai dalam menjalani kehidupan, tidak tergesa,
tidak terburu dan tidak memaksakan diri seperti dulu.
Saya kembali berpikir, apa yang
membuat saya menjadi demikian? Dan sebenernya sudah sejauh mana sih saya
melangkah? apa yang sudah saya lakukan untuk diri sendiri atau orang lain? Apa yang
menjadi tujuan inti hidup saya? Lantas, bagaimana saya bisa mencapainya? Kemudian,
apakah sudah tercapai sekarang, saat ini?
Kita flashback sebentar ke usia emas
saya, usia paling produktif, masa yang paling bergairah dan bergelora sepanjang
hidup.. Masa perkuliahan, dimana masa ini merupakan masa2 peralihan jiwa yang
labil dan polos, menjadi jiwa pemberontak dan mulai suka mencoba hal2 baru,
masa explorasi mental yang paling indah, menurut saya. Okey, jadi, sewaktu
akhir semester, saya mulai menuliskan satu persatu hal2 atau tujuan yang ingin
saya dapatkan. Saya membaginya pada beberapa aspek, mulai dari capaian prestasi
akademik, karir pekerjaan, hoby, kehidupan rumah tangga, hingga improvement aspek
agama/beribadah. Well, semuanya tertulis jelas di lembar kertas itu, mungkin
ada ratusan poin-poin detailnya. Pada saat itu, saya ngerasa bangga, dan saya
yakin dengan kemampuan saya bahwa saya akan bisa memenuhi semua yang saya
tuliskan itu, meski saya tahu saya harus extra kerja keras dan tetap berkomitmen
untuk mewujudkannya apapun yang terjadi.
But, as you know, life is never
flat. Menilik lagi lembar tersebut, 10 tahun kemudian, pada detik ini, saya
hanya bisa tersenyum kecil. Beberapa terpenuhi, banyaknya tidak, he, saya
merasakan hasrat hidup saya waktu itu sepertinya tinggi sekali, hingga saya
berani menulis hal tersebut, yang mana, jika dibanding dengan hasrat hidup saya
sekarang mungkin hanya 1/3 nya saja,..aneh ya..
Hm, kenapa bisa menurun? Saya
juga tidak tahu persis penyebabnya. Apakah karena faktor usia atau faktor2 lain
semasa perjalanan hidup 10 tahun ini yang kemudian merubah pandangan dan
prioritas saya. Dan saya yakin, setiap orang dewasa pun juga pasti pernah mengalami hal yang sama. Saya terkadang iri dengan orang
yang tetap terus berusaha mewujudkan impiannya. Mereka sungguh keren, sangat
persisten dengan apa yang menjadi tujuannya, determined istilah bahasa inggris nya. Tetapi kemudian, saya
berpikir lagi, jika saya hanya memikirkan keinginan sendiri, lantas bagaimana
dengan orang2 yang ada disekitar saya, my first cycle? That’s another question.
Tentu, semua kejadian pasti ada hikmahnya. Saya tidak akan menjadi orang yang seperti saya sekarang jika saya tidak melewati semua kejadian dimasa lalu. Baik itu fisik maupun mental, saya sudah berevolusi, dan mungkin pun akan terus berkelanjutan. Pengalaman indah dan buruk, menjadikan saya sudah lebih baik dan cukup kuat hingga saat ini. Saya hanya akan terus berjalan, dan jika lelah datang, maka saya akan beristrahat sebentar, tetapi saya tidak akan berhenti, hingga nanti akan sampai pada sebenar-benarnya tujuan hidup diciptakan.
Sei Puting, 22 Muharram 1441 H